Rabu, 27 November 2013

Family Outing - Warso Farm Bogor

Sekitar pertengahan bulan Oktober lalu saya sekeluarga berkesempatan untuk menjajal salah satu tujuan wisata yang cukup populer di Bogor, Warso Farm. Yup kami sekeluarga memang fans berat si buah berduri yang rasanya legit dan maknyus itu. Dulu waktu saya masih tinggal di Palembang mendapatkan buah durian yang harganya bersahabat dengan kantong tidak susah, setiap musim durian di akhir tahun satu buah dihargai 10,000 rupiah saja. Tapi di Jakarta tentu ceritanya sedikit berbeda, makan durian adalah kemewahan hahaha. Bagaimana tidak, jika saya makan durian di cafe-cafe durian dihitungnya per kilo berikut dengan kulitnya. Untuk sebuah durian Medan perkilonya dapat dihargai sekitar 40,000 wow. 

Rencana untuk jalan-jalan ke kebun durian ini memang sudah sejak lama, namun baru kesampaian bulan lalu karena jadwal masing-masing yang tidak pernah cocok, ya itu kerjaan ya kondangan pokoknya selalu saja ada sesuatu setiap weekend. Awalnya kami ingin berangkat pagi-pagi dari rumah supaya bisa pergi ke lebih dari satu tempat. Sayang kan kalau sudah sampai di Bogor tapi ngga mencoba kuliner Bogor lainnya. Tapi apa daya sodara-sodara, yang namanya pergi bawa bayi itu emang ngga pernah bisa cepat hahaha. Walhasil yang rencananya berangkat pukul 9 pagi mundur menjadi pukul 12 siang. 

Ketika sampai di Warso jam menunjukan pukul 3, sudah sore ternyata tapi masih lumayan ramai juga pengunjungnya. Ketika saya sampai saya baru tahu bahwa Warso ternyata bukan hanya perkebunan durian tapi juga perkebunan buah naga. Sayangnya buah naga sedang tidak musim sehingga kami tidak bisa menjajal kenikmatan buah yang sedang trendy beberapa tahun belakangan ini. Durian yang sedang musim adalah rancamaya. Rasanya menurut saya jauh lebih enak dari durian monthong asal Thailand meskipun daging buahnya tidak setebal monthong. Semua orang semangat membelah dan berebut untuk mencicipi durian yang dipilih. Pada akhirnya kami sekeluarga menghabiskan 6 buah durian ukuran sedang dalam waktu setengah jam saja hahahha.

Warso sendiri memiliki perkebunan yang luas. Suasana perkebunan yang tenang dan udara yang sejuk merupakan kombinasi yang pas untuk melarikan diri sejenak dari hiruk pikuk metropolitan. Jika saja datang lebih cepat tentu saya akan dengan senang hati berkeliling perkebunan, hitung-hitung olahraga. Tetapi karena kami datang sudah sangat sore kami tidak bisa berlama-lama di Warso selain gelagatnya akan turun hujan kami juga harus mengejar waktu agar tidak terjebak kemacetan tol jagorawi.

Sebelum kami sekeluarga meninggalkan Warso, mama saya membeli bibit pohon durian untuk ditanam di rumah. Kata yang jual sih dalam 5 tahun sudah bisa berbuah. Well semoga saja benar, jadi 5 tahun lagi kami tidak perlu jauh-jauh ke Warso untuk makan durian.

Bagi yang ingin ke Warso saya pajang alamatnya disini ya:
Kebun Durian Warso Farm Desa Cihideung, Kelurahan Cipelang, Cijeruk, Bogor. Telp: (0251) 211 344. Jam buka: Setiap hari, Pukul 07.00 – 17.00

 - Semua semangat belah duren hahaha -

 -Sisie dan andungnya -

 - love this moment -


Selasa, 26 November 2013

Resign for my baby Sisie

Sudah hampir sebulan berlalu sejak last day saya di kantor tapi baru saya posting sekarang. Kesibukan mengurus my little baby girl membuat 24 jam sehari itu serasa tidak cukup. I feel really grateful that I made those decision. Saya dapat menyaksikan dia berdiri untuk pertama kali. Yup di-umurnya yang masih 8 bulan si kecil Sisie sudah mulai berdiri dan merambat, senangnya. Sepertinya dia akan lebih cepat berjalan dibanding bicara karena sampai sekarang suku kata yang dia keluarkan masih pelit, hanya ai, ehh, ahak, dan mbuu.

Kemarin seorang teman bertanya pada saya apa saya tidak takut ketika berhenti dari kantor? Apa saya tidak merasa bosan? Dia menanyakan hal ini karena mengalami dilema yang sama dengan saya rasakan beberapa bulan yang lalu.  Jujur awalnya saya juga takut, saya takut saya tidak dapat mengaktualisasikan diri lagi. Saya takut saya menjadi tidak produktif. Saya takut saya tidak mandiri secara finansial dan masih banyak lagi ketakutan yang lain. Tapi saat saya melihat wajah bayi saya yang sedang tidur ketika saya baru sampai rumah jam 10 malam atau ketika saya berangkat untuk ke kantor jam setengah 6 pagi hati saya tau persis apa yang harus saya pilih. Saya juga menceritakan hal ini kepada suami saya dan dia selalu menjawab bahwa rezeki itu sudah diatur oleh Allah SWT. Lagipula berhenti bekerja bukan berarti tidak produktif. Masih banyak hal lain yang bisa dilakukan dirumah dengan waktu yang lebih fleksibel. Sampai saat ini saya masih mencari hal 'menghasilkan' yang dapat saya lakukan sembari membesarkan buah hati saya. Namun bukan berarti saya tidak produktif loh. Dalam waktu sebulan ini saya yang tidak pernah menyentuh dapur sebelumnya sudah bisa baking sedikit-sedikit, tepuk pundak sendiri hehehe. Saya membuatkan sendiri mainan dan boneka untuk Sisie. Dan project terbaru saya adalah membuat baju-baju lucu untuk Sisie. Saya sudah punya bahannya tinggal meneguhkan hati untuk membuat pola dan mengeluarkan mesin jahit hehe. Mungkin hal - hal yang saya sebutkan diatas terlihat sederhana tapi saya benar-benar merasakan kepuasan ketika saya selesai mengerjakannya. :)

Jujur saja meskipun saya sangat bahagia sebagai full time mama, memang kadang ada rasa rindu dengan suasana hectic kantor. Kangen bercengkrama dan berbagi 'duka' dengan anak-anak. Bagaimanapun juga suasana kantor yang up and down juga membawa dinamika sendiri dalam kehidupan saya selama ini. Tapi saya tidak menyesal mengambil keputusan ini. 

Dengan postingan ini saya tidak bilang kalau ibu rumah tangga lebih baik dari ibu bekerja atau sebaliknya loh, saya hanya menyatakan apa yang saya rasakan untuk sekedar berbagi. Apapun yang dipilih oleh ibu-ibu diluar sana saya yakin pasti yang terbaik bagi buah hatinya.


 - Lunchie Lunch with my GA and Insto Office fellow -
 - My Besties Agnes and Tessa -

- Last Day Dinner with Transaction Banking Team -

- TB Guys -

Hello World!!

First posting ever and i just want to say HELLO!!  big smile

- Sisie 7.5 months -